SHARE

Siswa Semangat Mengikuti Tahun Ajaran Baru

CARAPANDANG - Sejak tahun 2022, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggagas program Sekolah Sehat. Program ini mengajak, mendorong, memperkuat, dan meyakinkan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan perhatian terhadap kondisi kesehatan para peserta didik dan kebersihan lingkungan sekolah, demi mewujudkan anak Indonesia yang sehat, kuat, cerdas, dan berkarakter. Kepala Pokja Regulasi dan Tata Kelola Direktorat Sekolah Dasar, Kurniawan, mengatakan, program Sekolah Sehat menerapkan tiga fokus kampanye, yaitu Sehat Bergizi, Sehat Fisik, dan Sehat Imunisasi.

“Ketiga hal tersebut dapat dilaksanakan melalui pembiasaan terhadap hal-hal sederhana dan berkelanjutan sehingga menjadi kebiasaan dan kebudayaan di lingkungan sekolah dan masyarakat,” ujar Kurniawan saat webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) bertema “Menyambut Tahun Ajaran Baru dengan Sekolah Sehat”, pada Kamis (20/7/2023).

Ia juga menjelaskan lebih lanjut mengenai beragam upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tiga elemen utama dalam program ini. Untuk mewujudkan Sehat Bergizi, diperlukan pemahaman tentang gizi seimbang; pembiasaan makan dan minum dengan gizi seimbang; menghindari atau meminimalisir makanan cepat saji, makanan berpemanis, berpengawet, kurang serat, tinggi gula, tinggi garam, dan tinggi lemak; juga pembinaan kantin sehat.

Untuk mewujudkan Sehat Fisik, misalnya para peserta didik diarahkan untuk melaksanakan Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) atau senam lainnya minimal seminggu sekali; melakukan gerakan peregangan pada setiap pergantian jam pelajaran; optimalisasi 4L (Lompat, Lari, Lempar dan Loncat) melalui permainan rakyat dan olahraga tradisional pada jam istirahat; optimalisasi intrakulikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler olahraga, pembiasaan aktivitas jalan kaki; serta diselenggatakannya Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI).  

“Kemudian, untuk mewujudkan Sehat Imunisasi, satuan pendidikan diharapkan dapat melakukan pemetaan status imunisasi para peserta didik; pemberian rekomendasi imunisasi; dan mendukung pelaksanaan imunisasi dasar lengkap bagi usia sekolah,” ujar Kurniawan.

Dalam webinar SMB tersebut hadir tiga narasumber lain, yaitu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta,  Purwanto; Kepala SDN 3 Kesik Lombok Timur, Sahuri; dan perwakilan orang tua, Elfa Silfiana. Ketiga narasumber tersebut menjelaskan mengenai pentingnya program Sekolah Sehat, pengaplikasian program tersebut, serta berbagai manfaat yang dirasakan sesuai dengan pengalaman mereka.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto, menjelaskan bahwa program Sekolah Sehat adalah hal yang wajib dilaksanakan untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa yang harus dimulai dari sekolah. “Sekolah adalah miniatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekolah harus menjadi pusat peradaban, lokomotif perubahan, dan menjadi komunitas yang bisa melahirkan anak-anak Indonesia yang sehat jasmani dan rohani,” tuturnya.

Purwanto menambahkan, hal tersebut selaras dengan program yang sudah diterapkan di Kabupaten Purwakarta sejak tahun 2015, yakni penerapan kesadaran lingkungan/ekologis, sosial, dan spiritual untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang sehat. “Beberapa contoh penerapan yang kami laksanakan misalnya mengatur ventilasi kelas dengan baik agar sirkulasi udara lancar. Lalu anak-anak diimbau membawa bekal dari rumah, sehingga di sekolah tidak diperkenankan jajan, dan sebagainya. Maka dari itu, di tahun ajaran baru ini, program Sekolah Sehat memberikan energi baru bagi kami untuk lebih menggelorakan lagi hidup sehat di sekolah,” katanya.

Sementara itu Kepala SDN 3 Kesik Lombok Timur, Sahuri, menjelaskan mengenai penerapan program Sekolah Sehat di sekolahnya serta manfaat yang kini telah dirasakan melalui program tersebut. Menurutnya, program ini selaras dengan program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2017. “Hal-hal yang kami laksanakan misalnya melakukan sarapan sehat dan bergizi bersama-sama; sebulan sekali melaksanakan kearifan lokal ‘begibung’ yakni makan bersama dengan menu sehat dan lengkap yang disiapkan oleh para peserta didik dan orang tua; jalan sehat keliling kampung; mengadakan daur ulang barang bekas menjadi produk bernilai ekonomis; membawa bekal ke sekolah tanpa kemasan plastik tambahan untuk menghindari sampah; dan lain-lain,” ujarnya.

Dari hal-hal yang telah dilakukan melalui program Sekolah Sehat itu, Sahuri merasakan manfaat nyata dari program ini. Ia menuturkan, program ini sangat bermanfaat untuk peningkatan dan pembudayaan hidup sehat  kepada semua seluruh warga sekolah. Sekolah Sehat juga membuat para siswa dan para pendidik bugar sehingga proses belajar mengajar menjadi maksimal, yang kemudian berdampak pada peningkatan semangat dan hasil belajar siswa. “Hal itu dapat dilihat dari peningkatan nilai rapor, yakni sebanyak 147 persen. Siswa sehat, guru sehat, maka hasil belajar meningkat. Itulah yang kami rasakan,” tuturnya.

Sebagai perwakilan orang tua, Elfa Silfiana pun menyatakan antusiasme dan dukungannya terhadap program Sekolah Sehat. Ia sangat menyambut baik dan siap bersinergi untuk turut berkontribusi dan mengampanyekan program ini. “Karena program ini membentuk pola pikir yang baik bagi anak-anak yang kemudian mempermudah kami sebagai orang tua. Misalnya melalui program ini, anak-anak di sekolah dibiasakan makan sayur dan buah, maka di rumah juga jadi terbiasa. Selain itu, program ini juga membuat kami sebagai orang tua merasa aman untuk melepas anak ke sekolah karena anak-anak diberi nilai-nilai yang bermanfaat serta didorong untuk memiliki aktivitas fisik sehingga mereka tidak terpaku pada gadget,” ucapnya.

Di akhir webinar, Kepala Pokja Regulasi dan Tata Kelola Direktorat Sekolah Dasar, Kurniawan menyampaikan pernyataan penutupnya. Menurut Kurniawan, untuk mencapai hasil yang maksimal, program Sekolah Sehat ini harus didukung oleh seluruh pihak secara inklusif, masif, dan dimulai dari hal-hal sederhana namun berkelanjutan.Sehat adalah modal dasar untuk pembelajaran yang optimal, karena itu ia mengajak seluruh ekosistem satuan pendidikan, baik peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, maupun masyarakat harus bersinergi dalam menerapkan, membudayakan, dan mengampanyekan program Sekolah Sehat. Pembiasaan program ini dapat dimulai di momentum Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran baru 2023/2024. “Melalui hal ini, sekarang dan ke depannya, daya tahan tubuh peserta didik menjadi kuat dan kebal terhadap berbagai penyakit, serta derajat kesehatannya terus meningkat sehingga anak-anak Indonesia akan menjadi sosok yang cerdas dan berkarakter,” katanya. dilansir kemdikbud.go.id

Tags
SHARE