SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Perhimpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) di Mesir menyelenggarakan kegiatan “2000 Lc untuk Negeri” guna memberdayakan para alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Kegiatan yang digelar selama dua hari di Auditorium Fakultas Tarbiyah, Universitas Al-Azhar, Nasr City, Cairo, dihadiri oleh sejumlah tokoh Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) seperti Mohamed Hussein Al-Mahrasawi, Mantan Rektor Universitas Al-Azhar/Wakil Ketua OIAA urusan Pendidikan; Mayjen Osama Yassin, Wakil Ketua OIAA urusan Administrasi; TGB Zainul Majdi, Ketua OIAA cabang Indonesia; Muchlis Hanafi, Sekjen OIAA cabang Indonesia; dan atase pendidikan dan kebudayaan Cairo.

Disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Cairo, Lutfi Rauf, kegiatan 2000 Lc untuk Negeri merupakan cerminan atas semakin meningkatnya kesadaran mahasiswa terhadap tantangan masa depan. Selain itu, Lutfi juga menegaskan bahwa Al-Azhar mengajarkan pemikiran yang moderat dan para alumninya memiliki peran penting di tengah masyarakat.

“Semoga para mahasiswa di sini dapat meningkatkan kompetensi, kualifikasi, dan keterampilan terutama dalam menghadapi ekonomi syariah dan ekonomi digital,” ujar Duta Besar Lutfi di hadapan seribu mahasiswa Al-Azhar di Cairo, Sabtu (29/7).

Dalam kesempatan yang sama, Hussein Al-Mahrasawi, mantan Rektor Universitas Al-Azhar/Wakil Ketua OIAA urusan Pendidikan, menyatakan bahwa di antara negara-negara asing lainnya, Indonesia merupakan negara yang paling banyak mengirimkan para pelajar dan mahasiswanya untuk belajar di Al-Azhar. Menurutnya, ungkapan Grand Sheikh Al-Azhar saat berkunjung ke Indonesia tahun 2018 bahwa “Al-Azhar menjadi daerah jajahan Indonesia”, menegaskan adanya rasa saling cinta antara Indonesia dan Al-Azhar.

“Saat ini lebih dari 50.000 mahasiswa asing yang belajar di Al-Azhar, baik di tingkat dasar dan menengah maupun di perguruan tinggi. OIAA dengan 22 cabang internasional yang tersebar di seluruh dunia menyiapkan para alumni untuk menjadi duta Al-Azhar dalam menyebarkan pemahaman Islam yang benar, moderasi Islam, dan menentang ekstrimisme,” terang Al-Mahrasawi.

Sementara itu, Ketua OIAA Cabang Indonesia, TGB Zainul Majdi, mengajak para mahasiswa dan alumni Al-Azhar untuk lebih percaya diri dengan bekal keilmuan keagamaan yang dimilikinya dari Al-Azhar untuk dapat berkembang dan mengabdi di tengah masyarakat. Ia juga mengajak agar tetap menjaga silaturahmi antar mahasiswa dan alumni Al-Azhar serta membangun dan menjaga jaringan yang telah ada untuk masa depan.

Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan Cairo, Bambang Suryadi, minat dan antusiasme masyarakat Indonesia yang semakin banyak untuk belajar di Universitas Al-Azhar Mesir. Diungkapkan Bambang, dalam lima tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah pelajar dan mahasiswa Indonesia sekitar 9.000 orang atau 70 persen dari 13.000 pelajar dan mahasiswa Indonesia di Mesir.

“Jumlah ini merupakan jumlah yang terbesar di kawasan dan jumlah mahasiswa asing terbesar di Al-Azhar yang saat ini mencapai 46.000 orang dari 137 negara,” ujar Bambang.

Acara 2000 Lc untuk Negeri yang baru pertama kali diadakan pada tahun ini, mendapat respon positif dari banyak kalangan serta mendapat saran dan masukan dari berbagai pihak agar kegiatan serupa dapat diadakan di masa-masa mendatang. Pada hari pertama, kegiatan diisi oleh Sheikh Ali Hamam, Wakil Rektor Universitas Al-Azhar, Henri Salahuddin, serta Sherly Annavita Rahmi. Sedangkan pada hari kedua, materi diberikan oleh Dede Muharram, President of Indonesia-Egypt Bussines Council, Hahlah Sabri Al-Saidi, Penasehat Grand Sheikh Al-Azhar urusan Mahasiswa Asing, K.H. Bakhtiar Nasir, Imam Besar masjid Istiqlal, Muhammad Elvandi, Hidayati Nurokhmah, dan Amany Lubis, mantan rektor UIN Jakarta. dilansir kemdikbud.go.id

Tags
SHARE